Selasa, 24 Februari 2009
Kajian Rutin HMI
Materi yang disampaikan bertema "Strategi Jitu Sukses Akademis dan Organisasi". Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di bawah ini.
Strategi Jitu Sukses Akademis dan Organisasi1)
Joko Widodo2)
Menjadi mahasiswa merupakan sebuah anugerah, apalagi menjadi mahasiswa di republik ini. Mahasiswa tergolong kelompok minoritas dan elite. Mayoritas lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) tak mampu melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri (PTN), bahkan ke PT swasta (PTS) kecil dan murah sekalipun.
Status kita saat ini adalah mahasiswa, secara social – psikologis tentulah sangat bergengsi. Akan tetapi janganlah berlama-lama menikmati kebanggaan ini. Status kelompok elite ini tak perlu pula disombongkan. Ketika kita berada di atmosfir kampus yang kita alami saat ini, kita pasti tahu, masih sangat banyak lulusan SLTA yang mampu memasuki PT dalam/luar negeri yang jauh lebih bagus dan bergengsi daripada kita. Kita berada dalam sebuah arena pertarungan yang pasti sangat sengit, seru, asyik, dan melelahkan.
Nah, agar kita bisa meraih hasil yang optimal dan lulus tepat waktu serta punya keunggulan disemua bidang, perlu strategi jitu yang ampuh untuk mewujudkannya, diantaranya ialah :
Pertama, harus memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Konsekuensinya, harus selalu rajin bertanya, baik melontarkan pertanyaan-pertanyaan informatif maupun pertanyaan-pertanyaan kritis dan skeptis. Selama ini sangat banyak mahasiswa yang suka mencari-cari alasan, tak membaca karena harga buku mahal. Padahal, di perpustakaan – perpustakaan komisariat, jurusan, fakultas, universitas, kampus-kampus lain, dan di perpustakaan umumpun sangat banyak. Selanjutnya untuk memperkaya kosa kata dan pengetahuan umum, kita harus rajin membuka berbagai kamus umum dan khusus serta ensiklopedia. Harus tekun mengikuti perkembangan daerah, nasional, dan internasional dari berbagai media massa.
Kedua, harus mampu menentukan skala prioritas kegiatan sehari-hari. Prioritas pertama dan terutama pastilah kegiatan akademik, yakni kuliah, berdiskusi (formal dan informal), mengerjakan tugas-tugas, membaca serta mencari bahan-bahan rujukan dari sumber-sumber lain
Biasakan menyelesaikan tugas kuliah sebelum tenggat waktu tiba. Kerjakanlah apa yang dapat dikerjakan sekarang, sebab nanti kita tak tahu apa yang terjadi. Jangan pernah mengeluh terhadap tugas-tugas yang diberikan tiap dosen tiap minggu. Ini konsekuensi logis pilihan kita sendiri.
Prioritas kedua tentulah aktif berorganisasi. Pengalaman berorganisasi selama kuliah sangatlah besar manfaatnya kelak, terutama ketika kita sudah bekerja. Karena bekal yang kita peroleh ketika berorganisasi menjadi sebuah alat serta senjata yang mutlak kita butuhkan.
Ketiga, harus idealis (bercita-cita tinggi) dan berperilaku baik. Harus dibiasakan hidup dengan sportif, jujur, disiplin, berani, sopan, rendah hati, ramah kepada siapapun, dan bersikap kritis. Harus berani berkata jujur kepada siapapun. Sebagai insan akademik, perlu dibiasakan penerapan komunikasi konteks tinggi (bicara terus terang, langsung ke tujuan). Harus disiplin, baik yang menyangkut manajemen waktu dan kegiatan, mampu berbahasa nasional, internasional, dan daerah dengan baik, dan benar, menjaga kesehatan jasmani, rohani, emosi, dan sosial.
Keempat, harus peka terhadap lingkungan, mulai dari lingkungan terdekat dan terkecil hingga lingkungan terjauh dan terbesar. Harus tanggap terhadap lingkungan alam dan sosial. Contoh kecilnya, selalu menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan. Juga harus tanggap terhadap situasi dan perkembangan negara kita.
Kelima, harus rajin dan jangan pernah sungkan berkomunikasi dengan dosen-dosen di fakultas/jurusan/PS (don’t be afraid to make a mistake). Oleh karena jumlah mahasiswa terlalu banyak, komunikasi dan pendidikan berlangsung massal. Jadi, kita harus rajin berdiskusi informal dengan para dosen/asisten di luar jam kuliah. Berakrab dengan para dosen sama sekali bukan dalam rangka menjilat. Agar dosen mau menerima dengan senang hati, maka kita haruslah selalu tampil dan berpakaian rapi dan bersih, dan beretiket (bersopan santun). Ini termasuk komunikasi nonverbal. Penampilan, dandanan dan pakaian yang kita kenakan tergolong pesan nonverbal. Kesan pertama orang lain terhadap kita pastilah ditentukan oleh penampilan fisik (luar), terutama dandanan, busana, cara berpakaian, dan gerak tubuh. Sebelum menjadi pembicara yang baik, Anda terlebih dahulu harus menjadi pendengar yang baik (cepat menyimak dan perseptif).
Keenam, Biasakanlah berpikir positif terhadap siapapun dan apapun. Jadikanlah selalu tiap pengalaman sebagai guru terbaik, baik pangalaman baik (sukses) maupun pengalaman buruk (gagal), baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
Ketujuh, perlu belajar wirausaha, baik teori maupun praktiknya (banyak sekali peluang di PT). Jangan pernah menjadikan kemiskinan sebagai alasan untuk tidak kuliah atau tidak jadi sarjana.
1). Disampaikan pada Kajian Rutin HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian UB tanggal 24 Pebruari 2009 di Hall Room Komperta UB
2). - Ketua Umum HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian UB periode 1429 – 1430 H / 2008 – 2009 M
- Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa FP UB Periode 2007 - 2008
- Mahasiswa Berprestasi 2007
Minggu, 22 Februari 2009
kohati refresh day......
bisa diliat deh mulai dr suasanax mpe rak perpusx........
buku2 ud rapi lho....mg kader makin cmgt k kom.smg refresh dayx brmnfaat.amin.......
YAKUZA!!!!!!
kajian perdana di kepengrusan HMI th.2008-2009
Tanggal : 17 Februari 2009
Oleh : Kakanda Sukirno
Tema : Managemen Organisasi
Moderatur : Akhyari Fikri
Ringkasan Materi :
Organisasi memiliki 2 pengertian yaitu secara statis dan dinamis. Secara statis yaitu wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan secara dinamis adalah sebuah system atau kegiatan sekelompok orang untuk mrncapai tujuan tertentu.
Dalam organisasi suatu kegiatan harus memiliki planning, organizing, actualling dan controlling. Planning berhubungan dengan fungsi managemen yang berkaitan dengan pemiloihan alternative pencapaian tujuan, pelaksanaan kebijakan, prosedur dan program organisasi (Harold Koonty dan Cyril O’Donnel). Planning/perencanaan harus harus dipersiapkan secara sistematis dan terarah. Organizing secara baik melalui suatu komando bijak dengan diikuti semua anggota yang ada. Hal ini akan menghasilkan jalinan koordinasi yang lancer antar anggota. Kebijakan organisasi juga harus disikapi sebagai keputusan bersama untuk kepentingan organisasi. Actualling merupakan merupakan gerakan yang dilaksanakan sebagai implementasi program kerja yang direncanakan. Selanjutnya harus ada controlling sebagai pengawasan terhadap kinerja organisasi.
Semua itu dapat diwujudkan jika tiap anggota memiliki jiwa militansi terhadap organisasi. Maka anggota nya harus bias menciptakan keharmonisan dalam kinerjanya melalui tingkatan perioritas utama pada organoisasi daripada kepentingan pribadi.
Semoga dalam berorganisasi dan beraktualisasi di HMI, kita bias senantiasa berproses dengan baik, secara perlahan namun pasti, nama HMI kita harumkan bersama lewat kualitas keislaman kader, militansi terhadap HMI dan keintelektualan secara moral maupun secara ilmu. Amiiiiiiiiiin!!!!!!!!!
ISLAM IS MY WAY and JOIN HMI BE DIFFERENT
YAKIN USAHA SAMPAI
(BID.PA)
Sabtu, 21 Februari 2009
Bedah Komisariat
Rencana akan dilanjutkan hari ini dan pastinya akan ada tambahan personil.
Selasa, 17 Februari 2009
Kajian Manajemen Organisasi
Sabtu, 14 Februari 2009
Tamu dari Alumni
Pengurus dan kader akan sangat senang bila senior datang dan menularkan ilmu yang diperolehnya.
Rabu, 11 Februari 2009
Rapat pengurus
Jumat, 06 Februari 2009
Raker I
Alhamdulillah semua berkomitmen untuk memulai Raker dengan disiplin dan menjunjung tinggi nilai - nilai ke Islaman. Ketika rapat mulai jam 16,00, maka jam segitu dimulai, meskipun yang hadir belum 100%. Kaena budaya ini belum menjadi kelaziman di HMI. Namun pengurus akan memulai budaya disiplin di komisariat.
Dilanjutkan hari ini pukul 08.30, semoga tetap disiplin dan selsai sesuai target sehingga kinerjanya bisa dimualai dengan konsepan yang kelas.
Kamis, 05 Februari 2009
RAKER Pengurus
HUT HMI KE - 62
Namun pengurus HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian Universitas Brawijaya mengambil kebijakan yang mungkin tidak populis yaitu menyambut hari lahir HMI dengan khotmil Quran. Ada yang mencibir kalau ini kebudayaan dari ketua umum di rumah dibawa di komisariat dan masih ada yang lainnya. Namun pengurus yakin bahwa dengan Khotmil Quran kegundahan kader akan gersangnya nuansa ke-Islaman di HMI sedikit banyak tersirami dengan kegiatan tersebut. Silih berganti kader datang dan pergi untuk mengaji, dan minimal mereka datang ke komisariat. Ada media yang bisa dijadikan alasan mereka datang ke komisariat selain urusan rapat, kajian atau kegiatan lainnya yang saat ini juga mulai jarang dilakukan.
Rabu, 04 Februari 2009
Tafsir Independensi HMI
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda.
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 7 AD HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa "HMI adalah organisasi yang bersifat independen"sifat dan watak independen bagi HMI adalah merupakan hak azasi yang pertama.
Untuk lebih memahani esensi independen HMI, maka harus juga ditinjau secara psichologis keberadaan pemuda mahasiswa islam yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan fungsi dari HMI.
II. Status dan Fungsi HMI
Status HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk dimana HMI berspesialisasi. Dan spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI. Kalau tujuan menujukan dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi sebaliknya menunjukkan gerak atau kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan (final gool). Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI sebagai organisasi mahasiswa maka sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab yang benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda muda terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai "kekuatan moral"atau moral force yang senantiasa melaksanakan fungsi "sosial control". Untuk itulah maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yang bebas dari kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Dalam rangka penghikmatan terhadap spesialisasi kemahasiswaan ini, akan dalam dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen.
Mahasiswa, setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat atau "agen of social change". Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak tersebut di atas adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima estafet pimpinan bangsa dan generasi sebelumnya pada saat yang akan datang. Oleh sebab itu fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi yang paling pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya di masa depan maka kelompok mahasiswa harus senantiasa memiliki watak yang progresif dinamis dan tidak statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai "duta-duta pembaharuan sosial" dalam pengertian harus menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah kemajuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka selalu mencari kebenaran dan kebenaran itu senantiasa menyatakan dirinya serta dikemukakan melalui pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah umat manusia. Karenanya untuk menemukan kebenaran demi mereka yang beradab bagi kesejahteraan umat manusia maka mahasiswa harus memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai kebenaran dan berorientasi pada masa depan dengan bertolak dari kebenaran Illahi. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran demi mewujudkan beradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara maka setiap kadernya harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran Islam.
Watak dan sifat mahasiswa seperti tersebut diatas mewarnai dan memberi ciri HMI sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status yang demikian telah memberi petunjuk akan spesialisasi yang harus dilaksanakan oleh HMI. Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar HMI dapat melaksanakan fungsinya sebagai organisasi kader, melalui aktifitas fungsi kekaderan. Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk kader yang berkualitas dan komit dengan nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya menjadi wadah organisasi kader yang mendorong dan memberikan kesempatan berkembang pada anggota-anggotanya demi memiliki kualitas seperti ini agar dengan kualitas dan karakter pribadi yang cenderung pada kebenaran (Hanief) maka setiap kader HMI dapat berkiprah secara tepat dalam melaksanakan pembaktiannya bagi kehidupan bangsa dan negaranya.
III. Sifar Independensi HMI
Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir, pola pikir dan pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan "Hakekat dan Mission" organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir pola sikap dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk "Independensi etis HMI", sementara watak independen HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk "Independensi organisatoris HMI".
Independensi etis adalah sifat independensi secara etis yang pada hakekatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung pada kebenaran (hanief). Watak dan kepribadian kader sesuai dengan fitrahnya akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya yang senantiasa memancarkan keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran adalah ALLAH SUBHANAHU WATA\'ALA. Dengan demikian melaksanakan independensi etis bagi setiap kader HMI berarti pengaktualisasian dinamika berpikir dan bersikap dan berprilaku baik "habluminallah" maupun dalam "habluminannas" hanya tunduk dan patuh dengan kebenaran.
Aplikasi dari dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan merupakan watak azasi kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui, watak dan kepribadiaan serta sikap-sikap yang :
1. Cenderung kepada kebenaran (hanief)
2. Bebas terbuka dan merdeka
3. Obyektif rasional dan kritis
4. Progresif dan dinamis
5. Demokratis, jujur dan adil.
Independensi organisatoris adalah watak independensi HMI yang teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah dinamika HMI baik dalam kehidupan intern organisasi maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta komit pada prinsip-prinsip kebenaran dan obyektifitas.
Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak pernah "commited" dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok dan golongan maupun kecuali tunduk dan terikat pada kepentingan kebenaran dan obyektifitas kejujuran dan keadilan.
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk mengembangkan "kepemimpinan kuantitatif" serta berjiwa independen sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu diemban selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya "prinsip-prinsip independensi HMI" maka implementasi independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut :
• Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa organisasi atas kehendak pihak luar manapun juga.
• Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen dengan bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah diputuskan secara organisatoris.
• Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang menruskan dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka berada dan berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa hakikat dan mission HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua jalur pembaktian baik jalur organisasi profesional kewiraswastaan, lembaga-lembaga sosial, wadah aspirasi poilitik lembaga pemerintahan ataupun jalur-jalur lainnya yang semata-mata hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam menjalankan garis independen HMI dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI semata-mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota serta peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata-mata adalah kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau partai dan pihak penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi atau sikap pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa kini dan kemampuan dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa dan negara.
IV. Peranan Iindependensi HMI di Masa Mendatang
Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi manusia (human investment). Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia kemudian akan dihasilkan HMI adalah manusia yang berkualitas ilmu dan iman yang mampu melaksanakan tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya suatu kehidupan yang sejahtera material dan spiritual adil makmur serta bahagia.
Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI dimasa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya.
Oleh karena itu hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan perannya dimasa kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang gemilang.
Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi berarti HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan yang besar untuk selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.
Wabilahittaufiq wal hidayah,
Lambang HMI
Pencipta: Prof. Drs. A. Sadali
1. Bentuk huruf alif:
Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI.
Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang tauhid, dasar / semangat HMI
2. Bentuk perisai:
Lambang kepeloporan HMI.
3. Bentuk jantung:
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang fungsi perkaderan HMI.
4. Bentuk pena:
Melambangkan bahwa HMI organisasi mahasiswa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan.
5. Gambar bulan bintang:
Lambang kejayaan ummat Islam seluruh dunia.
6. Warna hijau:
Lambang keimanan dan kemakmuran.
7. Warna hitam:
Lambang ilmu pengetahuan.
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam:
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI.
9. Warna putih:
Lambang kemurnian dan kesucian perjuangan HMI.
10. Puncak tiga:
Lambang Iman, Islam dan Ikhsan.
Lambang Iman, Ilmu dan Amal.
11. Tulisan HmI:
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam
DIRGAHAYU HMI KE - 62
Senin, 02 Februari 2009
H I M P U N A N M A H A S I S W A I S L A M
( HMI )
Islamic Association of University Students
CABANG MALANG KOMISARIAT PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
website : hmikompertaubblogspot.com., e-mail: hmi.komperta.ub@gmail.com
PENDAHULUAN
Teriring salam dan do’a semoga rahmat dan hidayah Allah selalu tercurahkan kepada kita dalam mengemban amanah sebagai kholifah di muka bumi ini amiin.
Melihat kondisi kekinian HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian Universitas Brawijaya, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi evaluasi bersama untuk menuju perbaikan. Diantaranya adalah aktualisasi kader dalam wilayah akademis murni, organisasi intra kampus, masyarakat, implementasi nilai – nilai ke-Islaman dan ghiroh terhadap pengembangan intelektualitas kader.
Kondisi tersebut semoga diimbangi spirit yang tinggi oleh kita semua dalam melakukan perubahan untuk perbaikan. Kesan yang ada adalah organisasi ini kurang mempunyai bargaining position nilai/ posisi tawar yang tinggi sehingga minat yang dimiliki mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri di HMI rendah. Sehingga yang menjadi jurus handal dalam recruitment kader adalah pendekatan – pendekatan personal dengan berbagai strategi.
Maka dengan ini, perubahan untuk perbaikan adalah agenda mendasar dalam pengembangan organisasi. Karena dengan tidak berbuat apa-apa, hanya menambah catatan sejarah yang buruk. Oleh karena itu, dengan modal kebersamaan dan keberanian, mari kita berjuang sekuat tenaga, hati, pikiran, maupun finansial demi terwujudnya tujuan organisasi ini.
MOTTO
YAKIN USAHA SAMPAI
MAKNA MOTTO
Setiap derap dan langkah selalu didasari dengan kayakinan, kemurnian niat dan kejujuran
sehingga mampu menghasilkan perjuangan yang penuh dengan nilai demi terwujudnya tujuan HMI
VISI, MISI DAN KEBIJAKAN UMUM
VISI : MENJADIKAN HMI CABANG MALANG KOMISARIAT PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNGGUL DI BIDANG AKADEMIS, ORGANISASI DAN BERDAYA SAING TINGGI DALAM SOSIAL KEMASYARAKATAN MELALUI KEBERSAMAAN YANG DILANDASI NILAI - NILAI KEISLAMAN.
MISI :
- Mengembangkan potensi akademis dan implementatif dalam perspektif ilmu pertaniaan
- Meningkatkan ghirah tholabul ilmi dan pengamalan ajaran – ajaran Islam
- Membangun kultur/budaya disiplin dalam organisasi HMI Cabang Malang Komperta UB
- Meningkatkan responsibility HMI Cabang Malang Komperta UB terhadap kondisi dan fenomena kekinian
- Meningkatkan keteraturan dan ketertiban administrasi organisasi
KEBIJAKAN UMUM :
- Konsolidasi pengurus, agggota, KAHMI dan Alumni HMI Komisariat Pertanian
- Melakukan monitoring dan kontroling terhadap semua program kerja dan implementasinya
- Melakukan komunikasi efektif terhadap elemen – elemen gerak lain
- Menjadikan dan memperkuat Islam sebagai landasan gerak
- Meningkatkan kualitas akademis kader